1. Penyakit Hati
Dua Jenis Penyakit Hati
Ibnul Qayyim membagi penyakit hati menjadi dua jenis:
- Penyakit Syubhat (Keraguan dan Penyimpangan Akidah)
- Penyakit Syahwat (Nafsu dan Keinginan yang Sesat)
Dalil Al-Qur’an tentang Penyakit Syubhat
Penyakit syubhat merupakan keraguan yang mengaburkan kebenaran. Allah Ta'ala berfirman:
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya.” (QS. Al-Baqarah: 10)
“Supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan), 'Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai perumpamaan?'” (QS. Al-Muddatstsir: 31)
“Apakah (ketidakdatangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu, atau (karena) takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berlaku zhalim kepada mereka?” (QS. An-Nur: 50)
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa keraguan terhadap ajaran dan hukum Allah adalah penyakit hati yang sangat berbahaya.
Dalil Al-Qur’an tentang Penyakit Syahwat
Sedangkan penyakit syahwat berkaitan dengan nafsu yang mendorong kepada kemaksiatan. Allah berfirman:
“Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya…” (QS. Al-Ahzab: 32)
Ayat ini mengisyaratkan bahaya syahwat, seperti kecenderungan kepada zina yang muncul akibat komunikasi yang menggoda.
2. Penyakit Jasmani
Penyakit jasmani adalah gangguan fisik yang secara eksplisit juga disebutkan dalam Al-Qur’an, seperti dalam firman Allah:
“Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit.” (QS. An-Nur: 61)
Allah menyebutkan penyakit jasmani dalam berbagai konteks, seperti puasa, haji, dan wudhu. Hal ini menunjukkan perhatian syariat terhadap kesehatan fisik manusia.
Tiga Formula Pengobatan Jasmani Menurut Al-Qur’an
Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa Al-Qur’an mengandung tiga prinsip dasar dalam pengobatan penyakit jasmani:
1. Menjaga Kesehatan (Al-Hifzh ‘ala Ash-Shihhah)
“Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan, maka (wajiblah baginya mengganti puasa) pada hari-hari yang lain.” (QS. Al-Baqarah: 184)
Ayat ini menunjukkan bahwa Islam memperbolehkan orang sakit atau musafir tidak berpuasa demi menjaga kesehatannya.
2. Melindungi Tubuh dari Unsur Berbahaya
“Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir … maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik.” (QS. An-Nisa: 43)
Tayamum adalah bentuk perlindungan dari penggunaan air yang bisa berbahaya bagi tubuh dalam kondisi tertentu.
3. Mengeluarkan Zat-Zat Berbahaya dari Tubuh
“Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur)…” (QS. Al-Baqarah: 196)
Dalam konteks ibadah haji, bercukur rambut dapat membantu mengeluarkan uap atau zat-zat buruk dari tubuh.
Sepuluh Zat Berbahaya yang Harus Dikeluarkan
Ibnul Qayyim menyebut bahwa zat-zat berikut bila ditahan, bisa menyebabkan penyakit:
- Darah
- Mani
- Urin
- Feses/Kotoran
- Kentut
- Muntah
- Bersin
- Kantuk
- Rasa lapar
- Rasa haus
Islam menganjurkan pengeluaran zat-zat ini sebagai bagian dari menjaga kesehatan tubuh.
Baca Juga Pengobatan Penyakit Jasmani dalam Islam: Konsep Thibbun Nabawi
Kesehatan Hati Hanya Dapat Diobati Dengan Mengikuti Petunjuk Para Rasul
Berbeda dengan penyakit jasmani yang bisa ditangani dengan metode medis, penyakit hati hanya bisa disembuhkan melalui petunjuk para rasul. Hati manusia tidak akan sehat kecuali dengan:
- Mengenal Allah
- Mengetahui nama dan sifat-Nya
- Memahami hukum dan syariat-Nya
- Mencintai dan taat kepada-Nya
Orang yang merasa hatinya sehat padahal jauh dari petunjuk para rasul, sejatinya tertipu. Ia hidup dalam kesehatan jasmani namun hati yang mati. Sebagaimana kata Ibnul Qayyim, “Hendaknya ia menangisi hatinya yang telah mati dan cahaya imannya yang tenggelam dalam kegelapan.”
Penutup
Kesehatan dalam Islam bukan sekadar fisik, namun juga mencakup jiwa dan hati. Melalui Ath-Thibb An-Nabawi, Ibnul Qayyim mengajarkan kepada kita bahwa pengobatan sejati adalah gabungan antara metode medis dan pencerahan ruhani melalui wahyu. Mari kita jaga kesehatan secara holistik — dengan menjaga tubuh dan hati kita sekaligus.